Menumbuhkan Budaya Positif di Kelas dengan Keyakinan Kelas
Pendidikan adalah sebuah tuntunan hidup dan guru
sebagai penuntunnya. Ki Hajar Dewantara mengingatkan bahwa tujuan Pendidikan
adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu pendidik hanya dapat “menuntun”
tumbuhnya kekuatan kodrat yang ada pada anak agar dapat memperbaiki lakunya.
Sebagai pamong, guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan
untuk membentuk karakter pelajar Pancasila, salah satunya dengan memberi
teladan dan melakukan pembiasaan positif di sekolah. Mengembangkan budaya
positif di sekolah dapat dibangun melalui komunikasi yang baik antara guru dan
murid. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka akan tercipta lingkungan yang
baik pula sehingga memberikan rasa aman, nyaman dan menyenangkan bagi murid
dalam mengikuti segala kegiatan di kelas maupun di sekolah.
Langkah awal dalam menumbuhkan budaya positif di sekolah dapat kita
lakukan mulai dari dalam kelas yaitu dengan membentuk kesepakatan kelas menjadi
sebuah keyakinan kelas. Keyakinan kelas dapat menjadi senjata yang membangun
budaya positif di sekolah, karena dengan
keyakinan kelas dapat menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri murid sehingga
menjadi pribadi yang bertanggung jawab, disiplin dan berbudi pekerti luhur.
Melalui
keyakinan kelas yang telah disepakati melalui komunikasi antara guru dan siswa serta
dijalankan dengan penuh kesadaran dan
konsisten maka akan terbentuk sebuah budaya positif di kelas dan lambat laun
akan menjadi budaya positif di sekolah.
Kegiatan membentuk keyakinan kelas ini, dilakukan ketika mengawali
kegiatan pembelajaran di awal tahun atau semester sebagai langkah awal untuk
penerapan budaya positif. Membuat keyakinan pelaksanaannya harus melibatkan
murid. Keyakinan kelas sebenarnya bukan hal baru dan selalu disampaikan di
kelas setiap memulai pembelajaran, namun kesepakatan kelas yang dilakukan
sebelumnya tidak melibatkan murid secara langsung dalam proses penyusunanya.
Guru langsung menyampaikan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh murid saat
awal kegiatan tatap muka dan jika melanggar maka konsekuensinya akan diberikan
sanksi atau hukuman. Namun setelah mendapatkan materi dari program Pendidikan
guru penggerak tentang bagaimana langkah-langkah penerapannya , maka keyakinan
kelas yang coba di mulai pada awal semester ini menjadi terasa berbeda.
Adapun langkah dalam pembuatan keyakinan kelas ini
adalah dengan bertanya kepada murid bentuk kelas impian mereka. Kemudian guru
melakukan curah pendapat Bersama murid tentang hal-hal apa saja yang mereka
sukai dan tidak sukai pada saat KBM, lalu berdasarkan jawaban-jawaban yang
diberikan siswa akan dirangkum menjadi poin-poin yang akan diterapkan sebagai
sebuah keyakinan kelas. Untuk poin yang akan dibuat ini, sedemikian mungkin
tidak menggunakan kata-kata negatif seperti “ jangan atau tidak boleh” tetapi
lebih menggunakan kata-kata positif.
Sebelum rangkuman poin tadi resmi disusun menjadi sebuah keyakinan
kelas, maka akan disampaikan terlebih dahulu kepada murid untuk kemudian dibaca
dan jika seluruh siswa menyetujui maka disusunlah menjadi sebuah keyakinan
kelas.
Kemudian sebagai calon guru penggerak di SMP negeri 4 Kota Bima, setelah membuat keyakinan kelas pada kelas yang di ampu, maka saya melakukan pengimbasan terhadap rekan guru terutama wali kelas tentang keyakinan kelas dan bagaimana cara membuat keyakinan kelas sehingga pada akhirnya nanti akan terbentuk keyakinan sekolah sebagai budaya positif di SMPN 4 Kota Bima.
DOKUMENTASI
KEGIATAN
1. Kegiatan curah pendapat guru Bersama siswa
1. Kegiatan merangkum jawaban-jawaban murid dari hasil curah pendapat
1. Membuat keyakinan kelas
1. Kegiatan pengimbasan atau sosialisasi budaya positif di SMPN 4 Kota Bima oleh CGP